pohon atau tanaman sagu

pohon atau tanaman sagu

Pohon sagu atau (Metroxylon sp.) termasuk keluarga Palmae, diperkirakan berasal dari Pulau Irian di negara Indonesia. Tanaman sagu hutan hujan tropis ini tumbuh secara alami di rawa-rawa di pulau Sumatra, Kalimantan, Irian Jaya, Sulawesi, Maluku, Jawa Barat, dan Bali.

Tanaman sagu ini dapat tumbuh setinggi 10 hingga 20 meter. Dari satu pohon dapat dihasilkan 100 hingga 300 kg tepung pati.

Diperkirakan total luas hutan sagu di seluruh area adalah 1,07 juta ha. Selain itu, masih ada sekitar 130.000 ha area budaya teknis tanaman ini.

Jika setiap hektar menghasilkan tepung sagu minimal 5 ton / tahun, Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan minimal 6 juta ton / tahun.

Penelitian menunjukkan, tepung sagu mengandung karbohidrat lebih tinggi daripada makanan pokok lainnya seperti nasi, jagung, singkong & kentang.

Tidak heran jika tepung ini digunakan sebagai makanan pokok sebagai pengganti nasi di beberapa daerah.

Pertumbuhan


Persyaratan pertumbuhan tanaman sagu ini tumbuh di daerah dengan curah hujan tinggi, sekitar 2.000-4.000 mm per tahun dan tersebar merata sepanjang tahun, dengan suhu 24 ° hingga 30 ° C.

Tanaman ini dapat tumbuh di daerah rawa pasang surut air tawar. Sagu juga bisa tumbuh di daerah kering, asalkan tanahnya masih lembab. Tetapi akan tumbuh dengan baik di tanah dengan tingkat bahan organik yang tinggi dan sedikit asam, pH 5-6.5.

Penyebarannya meliputi daerah pantai yang rendah dan di sepanjang daerah aliran sungai hingga ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Namun produksi terbaik diperoleh pada ketinggian 0-400 dpl.

Jenis sagu


Ada lima jenis sagu di Indonesia, tetapi tidak semua jenis memiliki nilai ekonomis jika dibudidayakan. Makna ekonomi tanaman sagu ditentukan oleh kandungan karbohidrat dari tepungnya.

Ada tiga jenis yang diketahui mengandung lebih banyak karbohidrat. Tiga jenis pohon adalah sebagai berikut:

Metroxylon sagus.
Jenis sagu lebih dikenal sebagai sagu molate. Tumbuhan yang tidak berduri jadi sering disebut sagu betina. Tingginya sekitar 7-10 meter dengan diameter batang berukuran sedang, 60-70 cm. Daunnya panjang, tidak berduri dengan ujung runcing, dan hijau. Empulurnya berwarna putih lembut, memiliki kandungan tepung tinggi dan rasanya enak. Jumlah anakan cukup. Rata-rata produksi tepung kering adalah sekitar 200 kg / pohon.

M. Rumphii.
Dapat mencapai ketinggian 10-12 meter dengan diameter 70-100 cm. Warna daun hijau pucat, pelepah daun sangat kuat dengan panjang 5 hingga 6 meter dan
berduri di pangkal 1-4 cm. Empulur sagu biasa disebut sagutuni ini berwarna putih keabu-abuan, lunak dengan kandungan tepung sangat tinggi, tapi rasanya tidak enak dan anakan nya banyak, rata-rata produksi tepung kering adalah 340 kg / pohon.

M. sylvester.
Tinggi batang sagu, lebih dikenal sebagai sagu inur, mencapai ketinggian 10-20 meter, yang relatif lebih besar dari yang lain. Warna daun hijau gelap dengan ujung runcing dan membungkuk ke bawah. Pelepah daun kuat dan berduri di pangkalan. Empulurnya keras, warnanya kemerahan dan tepungnya tidak terlalu bagus dan kadar tepung sedang.

Selain ketiga jenis tanaman di atas, ada juga jenis sagu lainnya yaitu:
Mikrocantum atau duri rotan sagu.

Dan yang terakhir yakni sagu longispinum atau sagu maka-naru.

Kedua jenis sagu tersebut memiliki nilai ekonomis yang lebih rendah, karena kandungan patinya sangat rendah.

Cara panen


Cara mengolah satu pohon sagu diperlukan 2-3 orang yang bekerja selama 3 hari.
Sagu dipanen dengan bentuk sebagai berikut:

Pohon sagu dirubuhkan dan dipotong sampai tersisa batang saja.
Batang dibelah memanjang sehingga bagian dalam terbuka.
Bagian teras batang dicacah dan diambil.
Teras batang yang diambil ini lalu dihaluskan dan disaring.
Hasil saringan diambil dan patinya diambil.
Pati diolah untuk dibuat tepung atau dikemas dengan daun pisang.

Kandungan gizi


Tepung sagu kaya dengan karbohidrat (pati) namun sangat sedikit gizi lainnya. Ini terjadi akibat cadangan tinggi di dalam teras batang maupun proses pemanenannya.

Seratus gram sagu kering setara dengan 355 kalori. Rata-rata terkandung:

  • 94 gram karbohidrat
  • 0,2 gram protein
  • 0,5 gram serat
  • 10 mg kalsium
  • 1,2 mg besi
  • lemak
  • karoten
  • tiamin
  • asam askorbat

Baca juga cara budidaya kayu manis

Manfaat sagu


1. Melindungi lingkungan

Tanaman sagu dapat membantu melindungi lingkungan karena dapat mengabsorbsi emisi gas karbondioksida yang dikeluarkan dari lahan rawa dan gambut ke udara.

2. Sebagai bahan industri

Sagu digunakan sebagai penghasil sorbitol dan sirup fruktosa tinggi. Selain itu, sagu juga digunakan sebagai bahan pembantu di berbagai industri seperti industri tekstil, industri kosmetik, farmasi, pestisida, dan bahan
perekat dalam industri kertas dan kayu lapis.

Produk samping sagu dalam bentuk daun, pelepah, batang, dan kulit kayu dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan industri kerajinan.

3. Menumbuhkan jamur

Ampas sagu dapat digunakan sebagai media untuk menumbuhkan jamur sagu.

Semoga bermanfaat

hartsltg

Komentar

Postingan Populer

Budidaya tanaman koro benguk

Budidaya tanaman porang atau iles-iles

8 manfaat buah pakel atau bajang