Budidaya jengkol atau jiringa
Asal tanaman jengkol atau jiringa tidak diketahui dengan pasti, tetapi tumbuhan ini sejak lama telah ditanam di Indonesia dan wilayah-wilayah lain seperti Thailand dan Malaysia. Jaman dahulu tanaman jengkol tumbuh liar, tetapi dewasa ini banyak dibudidayakan orang, terutama di daerah pedesaan. Lahan yang ditanami tidak terbatas hanya di halaman rumah, tetapi juga di pekarangan, tegalan, bahkan di lereng bukit, gunung & sebagainya.
Klasifikasi Tanaman jengkol dalam ilmu tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam klasifikasi sebagai berikut:
Divisio = Spermatophyta.
Subdivisio = Angiospermae.
Classis = Dicotyledonae.
Ordo = Leguminosae (Mimosaceae).
Ganus = Pithecolobium.
Species = Pithecolobium jiringa (Jack) Prain ex King.
Pithecolobhium lobatum, Bent.
Tanaman atau tumbuhan jengkol mempunyai beberapa nama lain, baik dari luar negeri, maupun yang berasal dari daerah-daerah di negara Indonesia. Nama asingnya adalah Jiringa. Di Siam dikenal dengan sebutan Nieng, Kanieng, Chanieng, Yawng.
Di Indonesia dikenal dengan nama yang Kebanyakan hampir mirip yaitu: Jering, Jengkol (Jawa), Jaring (Sumatra), Jering (Gayo, Karo), Joring (Karo Toba), Jarieng (Minangkabau), Jaring (Lampung, Dayak), Jaawi (Lampung), Ki caang, Jengkol (Sunda), Blandingan (Bali) dan Lubi (Sulawesi Utara)
Varietas
Selama ini dikenal 2 varietas jengkol, yaitu varietas kecil (Varietas Emprit) dan varietas besar. Perbedaan varietas tersebut dapat dikenali melalui bentuk dan ukuran daun serta biji buahnya. Selain itu varietas tersebut dapat dibedakan dari bentuk, habitus dan tanaman yang tumbuh di lapangan.
A. Varietas kecil (Varietas Emprit).
Ciri-ciri varietas ini adalah: Buah atau biji jengkol varietas ini bentuknya agak bulat dan ukurannya kecil. Daun tanaman kecil-kecil dan bentuknya agak bulat. Sesekali ada daunnya yang hampir mirip dengan daun buah duku, namun tidak setebal dan sekaku daun buah duku.
B. Varietas besar
Ciri-ciri varietas ini adalah: Buah atau biji jengkol ini bentuknya agak pipih dan ukurannya lebih besar. Daun tanaman lebih lebar, serta lebih panjang daun jengkol varietas kecil.
Seluk Beluk Tanaman
Tanaman ini berupa pohon yang tingginya dapat mencapai 26 meter, dan cabang-cabangnya sering menyebar sehingga memberikan kesan sebagai pertanaman yang kurang rimbun. Daun jengkol bersirip ganda dua, tunas dan daun mudanya berwarna antara ungu-coklat-lembayung yang dalam pertumbuhan berangsur-angsur warnanya berubah menjadi hijau.
Bunga jengkol membentuk malai, biasanya terdapat pada ketiak-ketiak daun yang sudah rontok. Buah muda berupa polong yang bentuknya gepeng, berbelit tidak beraturan, warna kulit polongnya lembayung tua.
Setelah polong menjadi tua tidak lagi gepeng, namun berubah bentuknya sehingga terlihat cembung atau membesar di tempat-tempat yang mengandung biji.
Biji polong biasanya berisi 5 sampai 7, acap kali ada yang lebih dari 10 biji. Di dalam polong, biji jengkol muda diliputi oleh kulit ari tipis berwarna kuning kecoklat-coklatan mengkilap. Pada biji tua kulit arinya berwarna coklat, dan bila diambil dari polong serta dibiarkan beberapa hari, kulitnya akan berubah menjadi coklat kehitam-hitaman.
Panjang polongnya ada yang dapat mencapai hampir tiga puluh sentimeter. Pertunasan daun baru tidak berlangsung secara serentak. Meskipun demikian sesekali pertunasan dapat disatukan, sehingga tampak bagus dipandang, karena memberikan warna kemerah-merahan.
Tumbuhan ini berbuah sejak berumur sekitar enam tahun. Pada umur sepuluh sampai lima belas tahun, rata-rata hasilnya dapat mencapai lima ratus polong setiap musimnya (Sollewijn Gelpke).
Syarat Tumbuh
Pada hakikatnya, tanaman jengkol tidak begitu menuntut persyaratan tanah dan iklim tertentu untuk tumbuh. Tanaman jengkol mampu dengan baik pada dataran rendah sampai daerah pegunungan yang tingginya seribu meter dari permukaan laut, dapat hidup pada beberapa tipe tanah, antara lain tanah latosal, asosiasi latosal dan sebagainya.
Sedangkan tanah pasir kurang cocok untuk pertumbuhan jengkol. Tanaman jengkol dapat tumbuh dengan baik di daerah-daerah yang mempunyai tipe iklim C dan D menurut sistem Schmidt Ferguson, yaitu daerah agak basah sampai sedang, dengan kisaran bulan basah antara enam hingga tujuh bulan, walaupun jengkol dapat tumbuh baik di daerah dengan kemarau sedang hingga keras, namun tidak tahan terhadap musim kemarau yang berkepanjangan.
Satu kelebihan dari tanaman jengkol adalah mampu tumbuh di daerah yang air tanahnya dalam. Sebagai indikator kesesuaian klimat dan tanah, daerah tersebut cocok untuk pertumbuhan tanaman cengkeh, petai, buah rambutan dan buah durian, maka daerah tersebut cocok pula untuk pengembangan jengkol
Kegunaan
Jengkol banyak kegunaannya, hampir seluruh bagian tanaman bermanfaat. Pada zaman dahulu daun jengkol sering digunakan untuk memberi warna hitam sebagai pengganti sumba.
Bagian lain tanaman yang mengandung zat pewarna adalah kulit buah, kulit biji, maupun kulit batang. Untuk proses pewarnaan, biasanya dicapai dengan cara perebusan. Bahan yang akan diberi warna direndam air rebusan tersebut.
Konon pada zaman dahulu di sepanjang pantai Kalimantan Barat, kulit dan daun jengkol digunakan untuk memberi warna hitam pada bahan anyaman dengan cara perendaman dalam air rebusan selama 3 hari dan tidak luntur (Jasper & Pirngadie).
Seresah daun jengkol dikumpulkan dan dibenamkan dalam tanah, setelah mengalami proses pembusukan dapat digunakan sebagai pupuk organik.
Cabang dan ranting tanaman jengkol banyak dimanfaatkan sebagai kayu besar. Pada pengambilan cabang dan ranting tidak dilakukan secara khusus, melainkan sewaktu pengambilan jengkol ditebang untuk keperluan tertentu.
Pohon jengkol dapat membantu untuk bahan pembuat papan, perabot rumah tangga, antara lain balai-balai, dipan atau rak piring di daerah pedesaan.
Pemilihan kayu jengkol untuk perkakas bukannya tidak beralasan, karena tempat dari bahan tersebut cukup tahan lama, tergantung ketuaan pohon, dan tidak disenangi oleh kutu busuk.
Arang kayunya dapat digunakan sebagai bahan bakar, dan arang daun ditambah minyak kelapa berkhasiat untuk mengobati sakit kulit, obat kudis dan obat eksim.
Menurut Jasper & Pirngadie, arang daun muda dapat digunakan untuk merawat luka sayatan misalnya obat luka sunatan, dengan hasil yang memuaskan. Selain polong untuk bahan pewarna, dinding polong setelah ditumbuk dapat berfungsi seperti sabun atau abu merang untuk mencuci rambut (Hasskarl).
Konon orang yang menderita diabetes melitus dapat diobati dengan minum air rebusan babakan jengkol, dan ternyata mampu menurunkan kadar glukosa darah.
Kandungan Vitamin
Dari hasil penelitian para ilmuwan, ternyata tanaman jengkol banyak mengandung zat, antara lain adalah sebagai berikut: protein, kalsium, fosfor, asam jengkolat, vitamin A dan B, karbohidrat, minyak atsiri, saponin, alkaloid, terpenoid, steroid, tanin, glikosida dll.
Karena kandungan zat tersebut di atas, maka jengkol memberikan petunjuk dan peluang sebagai bahan obat, seperti yang telah dimanfaatkan orang pada masa lalu.
Di antara bagian-bagian tanaman, yang paling penting adalah biji jengkol yang telah tua. Selain sebagai mata dagangan, jengkol dapat dikonsumsi sebagai bahan pangan.
Gizi biji jengkol ditentukan dari kandungan protein, lemak, hidrat arang, mineral serta vitaminnya sebagai berikut:
- Kalori 20 kal
- Protein 3,5 gr
- Lemak 0,1 gr
- Hidrat arang 3,1 gr
- Kalsium 21 mg
- Fosfor 25 mg
- Besi 0,7 mg
- Nilai vitamin A 240 SL
- Vitamin B 0,10 mg
- Vitamin C 12 mg
- Air 93,0 gr
- B.d.d. 90%
Bagian yang dapat dimakan disingkat b.d.d. Apabila satu butir jengkol beratnya 15 gram, maka bagian yang dapat dimakan adalah sebanyak 13,5 gram. Adapun zat gizi yang diperoleh dari biji tersebut, diperhitungkan dengan angka kali 13,5 per 400 terhadap masing-masing komponen.
Kadar kalsium, fosfor, besi, masing-masing yang tersebut di atas tidak diperhitungkan yang digunakan oleh tubuh manusia.
Atas dasar kandungan gizinya, maka jengkol akan lebih menguntungkan bila dimakan dalam bentuk segar setelah dimasak, karena setelah dan direndam serta kekurangan kadar vitaminnya akan turun, terutama vitamin B dan C yang mudah larut dalam air, termasuk vitamin A yang mudah rusak.
Setelah mengalami proses pemasakan dan pencucian kandungan karbohidrat relatif tetap, keamanannya pun lebih terjamin.
Menurut beberapa informasi, bau jengkol dapat digunakan untuk menghalau tikus. Air bekas rendaman biji jengkol yang direbus atau sebelum direbus, mempunyai bau yang sangat menusuk. Air tersebut dapat digunakan sebagai penghalau tikus, dengan cara dimasukkan ke dalam lubang aktif tikus di pematang atau di tanggul.
Lubang tikus ternyata kemudian ditinggalkan dan tidak dihuni lagi. Hal ini diduga karena di samping kandungan ureum terdapat pula unsur belerang yang diikat asam jengkolat, terlarut di air rendaman tersebut.
Prospek Pascapanen
Secara umum jengkol telah dimanfaatkan di Indonesia. Namun penggunaan ini belum bervariasi, sebagian besar hanya dikonsumsi setelah diolah secara tradisional. Karena pihak etnis yang berbeda-beda, maka cara pengolahannya berbeda-beda antara tempat satu dengan yang lain.
Di Jawa Barat misalnya, jengkol digunakan untuk "lalap", sebagai pelengkap lauk guna menambah kenikmatan makan.
Di Jawa Tengah jengkol lebih umum diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Hingga sekarang telah banyak ragam masakan dari jengkol. Hal tersebut terdukung oleh semakin banyaknya penggemar, baik di desa maupun di kota besar. Selain itu semakin menyebarnya kursus-kursus keterampilan di bidang tata boga, banyak membantu penganekaragaman masakan jengkol yang lezat dan sehat.
Demikian pula permintaan yang meningkat mendorong pengusaha warung makan atau rumah makan menyediakan masakan dari jengkol tersebut.
Pada umumnya olahan dari jengkol yang telah dikenal masyarakat berupa makanan yang siap santap. Adapun olahan yang akan atau dekat agar tahan lama, belum diketahui banyak.
Untuk mencapai olahan yang tahan lama diperlukan cara khusus, sehingga memerlukan tambahan waktu, alat dan tenaga untuk mengolah. Olahan tersebut setidak-tidaknya akan mendukung oleh pengrajin atau industri rumah tangga.
Baca juga budidaya tanaman kakao
Menanam Jengkol atau jiringa
Perbanyakan Generatif
Perbanyakan tanaman dengan biji merupakan cara yang paling umum untuk membiakkan tanaman menyerbuk sendiri seperti jengkol. Cara tersebut merupakan satu-satunya langkah yang paling mudah, murah dan menguntungkan, dibandingkan dengan cara yang lain.
Di samping ada segi baik, cara perbanyakan biji tersebut ada pula kelemahannya. Kebaikan perbanyakan tanaman jengkol dari biji adalah pengembangan tanaman dapat dilaksanakan secara besar-besaran, dalam waktu yang relatif singkat.
Tanaman menunjukkan pertumbuhan yang kuat, karena memiliki akar tunggang dan pekarangan yang banyak. Jengkol mampu tumbuh dengan baik di daerah yang relatif kering, dan memiliki peluang hidup lebih lama dibandingkan dengan tanaman yang mempunyai akar kurang lengkap seperti pada perbanyakan vegetatif
Kelemahan perbanyakan dari biji, kemungkinan terjadi perubahan penurunan sifat tanaman, sehingga tidak sama dengan induknya. Tanaman baru dapat diproduksi setelah membutuhkan waktu antara lima sampai tujuh tahun, sehingga bila terjadi penurunan kualitas atau penurunan potensi hasil, akan diketahui agak terlambat.
Pengumpulan dan Pemilihan Biji
Untuk memperoleh calon tanaman yang baik, perlu dan dikumpulkan biji dengan cara atau langkah-langkah sebagai berikut:
1. Dipilih biji jengkol yang tua, tidak cacat, tidak rusak lembaganya (embrionya) dan kepingnya normal simetris, tidak abnormal bentuknya.
2. Bijinya sehat, tidak terserang oleh ulat penggerek buah, atau terdapat bekas gejala serangan jamur karena proses pasca panen.
3. Diutamakan biji jengkol yang berasal dari tanaman yang sehat di lapangan, potensi produksinya tinggi, dan butir bijinya besar-besar.
Untuk itu maka pemilihan biji telah dimulai sejak di lapangan. Sangat disarankan untuk dapat memilih dari pohon induk jengkol yang memiliki kelebihan dari segi kekuatan tumbuh, habitus yang bagus, produksi tinggi, tahan hama penyakit, dan umur mulai produksi relatif genjah.
Petunjuk untuk memperoleh gambaran keutamaan tanaman jengkol dapat diperoleh antara lain dari informasi tukang tebas, kontak-kontak tani atau dari Dinas Pertanian setempat.
Tanaman yang ideal biasanya tidak banyak jumlahnya, sehingga setelah diperoleh pohon induk yang baik, perlu dirawat dan dipelihara hingga saat panen dan siap dipetik buahnya.
Biji yang dipilih sebaiknya seragam bentuknya, warna kulitnya dan kalau bisa besar, sehingga diharapkan pertumbuhannya nanti dapat serempak, tidak jauh kecepatannya. Adapun jumlah kebutuhan biji tergantung jumlah bibit yang akan ditanam.
Seyogyanya instruksi dilebihkan sekitar 10 persen, untuk menghindari kemungkinan kegagalan di pembibitan dan lain-lain.
Pembuatan Persemaian
Tempat persemaian sebaiknya di polybag (kantong plastik) dengan ketebalan 0,5 mm, lebar 15 cm dan tinggi 20 cm. Polibag beri lubang-lubang kecil untuk jalan keluar air penyiraman yang lebih. Tiap polybag diisi dengan tanah yang telah memenuhi dengan pupuk kandang perbandingan 1: 1, cukup setinggi 15 cm.
Kantung atap dan ditata di bawah peneduh yang terbuat dari alang-alang, jerami, atau anyaman daun kelapa dan lain-lain.
Biji jengkol disemai ke dalam polybag dengan cara dibenamkan ke tanah, dan sebagian masih tersembul di permukaan. Sebaiknya bagian biji yang berembrio berada di dalam tanah, supaya cepat berkecambah dan tumbuh dengan sempurna.
Penyiraman yang tidak fokus agar memperhatikan perhatian secukupnya.
Proses Pertumbuhan Bibit
Mula-mula biji membengkak, sedikit demi sedikit kulit bijinya membuka kembali. Bagian atas yang terkena sinar matahari lama-lama berubah warnanya menjadi hijau. Terbentuknya warna hijau (klorofil) tersebut oleh beberapa faktor, yaitu faktor pembawaan, cahaya matahari, oksigen, karbohidrat, kandungan nitrogen, magnesium, unsur Mn, Cu, Zn, udara tersedianya air dan temperatur.
Dua minggu kemudian, akar telah tumbuh memanjang ke bawah bersama dengan tumbuh bulu-bulu akar. Tunas mulai tersembul dari belahan keping buah jengkol yang berasal dari lembaga.Tunas akan terus tumbuh dan terbentuklah batang muda dengan daun baru. Terus berlanjut, membutuhkan cukup udara, kelembutan dan cahaya, karena pengaruhnya segera terasa pertumbuhan bibit muda.
Perawatan seterusnya adalah penyiraman, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit. Pupuk cair dapat diberikan bersamaan dengan penyiraman, tiap dua minggu sekali, sesuai dosis anjuran yang tertera pada masing-masing label di kemasan pupuk cair tersebut. Pupuk cair yang masuk ke tanah dalam polybag akan membantu akar tanaman.
Pupuk cair dapat dipersiapkan sendiri dengan cara melarutkan satu sendok makan urea, ke dalam satu ember air, diaduk hingga larut dan merata betul untuk menyiram tanaman persemaian. Karena tanaman tumbuh besar, maka perlu dilakukan penjarangan dengan mengatur jarak antarpolybag, sehingga tanaman memperoleh cahaya yang cukup, aerasinya baik agar tanaman tumbuh sehat.
Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan vegetatif dapat dicapai dengan cara yang umum, termasuk cangkok, okulasi, sambungan dan cara yang lain, yaitu pemanfaatan tunas alami dari akar atau batang pohon jengkol.
Cara Cangkok, Okulasi, dan Sambungan
Prinsip perbanyakan dengan pencangkokan, sama halnya dengan tanaman yang lain. Cabang yang akan dicangkok dikupas kulitnya, kemudian diberi tanah atau mos, selanjutnya dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.
Penggunaan bungkus plastik lebih praktis dan menguntungkan terhadap pertunasan akar, karena lebih stabil dibandingkan dengan sabut kelapa. Dalam pencangkokan kita berhati-hati dan selektif dalam memilih cabangnya.
Prinsip okulasi dan penyambungan juga tidak berbeda dengan tanaman yang lain. Kesulitan yang menjadi permasalahan adalah belum ditemukannya tanaman jengkol unggul, untuk materi perbanyakan. Andaikata telah tersedia tanaman unggul tersebut, serta tanggul bahwa mutan dari jengkol banyak yang terjadi di lapangan, masalah perbanyakan dengan okulasi atau penyambungan akan diperbaiki.
Pemanfaatan Tunas Batang dan Tunas Akar
Tanaman jengkol yang telah cukup tua sering ditebang oleh pemilik untuk maksud tertentu. Sisa batang bawah dan perakarannya biasanya tidak ikut dibongkar dan dibiarkan di lapangan.
Penebangan tanaman biasanya dilakukan pada musim kemarau, alasan praktis. Sejak saat itu tanaman jengkol seolah-olah tidak mengalami proses kehidupan, karena pertumbuhannya tidak tampak lagi.
Dugaan semacam ini tidak tepat, karena masih ada aktivitas kehidupan yang tidak tampak. Menjelang musim penghujan atau sekitar 5 bulan sejak pemotongan batang jengkol, tunas-tunas baru akan tumbuh dari pangkal batang dan akar tanaman.
Tunas baru yang tumbuh ini beragam, sering kali lebih dari 10 tunas dari satu pohon tebang. Pertumbuhan tunas batang pada umumnya lebih kuat bila dibandingkan dengan menumbuhkan tunas akar.
Letak tunas batang biasanya saling berhubungan, sedangkan tunas akar yang berjauhan satu dengan yang lain. Setelah tunas tersebut membentuk akar baru yang dapat digunakan, kemudian dapat dipisah dan digunakan sebagai bibit, untuk ditanam di tempat lain.
Pengangkutan Bibit
Faktor yang Perlu Diperhatikan Bibit yang baik adalah bibit yang tidak rusak daun-daunnya, cabang dan batang maupun perakarannya. Bibit tetap segar, tidak layu, tidak rusak keranjang atau polybagnya.
Agar bibit siap untuk ditanam maka perlu didekatkan ke lokasi penanaman. Untuk mendekatkan ke lokasi, bibit tersebut perlu diangkut. Dengan demikian proses pengangkutan bibit merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Bibit adalah benda hidup, sehingga pengangkutan tidak sama dengan mengangkut barang mati. Faktor kehidupan tanaman harus betul-betul perhatian.
Berikut ini beberapa hal yang perlu mendapat perhatian.
Keadaan Bibit, Umur bibit, tinggi bibit, kesehatan, tempat, dan jumlah bibit, masing-masing mempunyai andil mudah tidaknya serta tidak cepat pengangkutan dilaksanakan. Jumlah bibit akan mempengaruhi kebutuhan alat pengangkut dan tenaga.
Apabila teknis pengangkutan kurang efektif dan efisien, maka pengeluaran biaya akan lebih besar.
Bibit jengkol yang ideal untuk diangkut adalah bibit yang berumur 6 bulan, tingginya sekitar 60 cm, polybagnya masih bagus, akar tanaman belum banyak keluar polybag. Biasanya pada kondisi tersebut tidak banyak kerusakan kerusakan, karena bibit mudah dikemas dan diatur.
Apabila sudah ada polybag yang rusak pada waktu pemindahan tanaman, maka perlu diganti dengan polybag yang baik dan utuh
Alat Transportasi
Penggunaan alat transportasi selain ditentukan oleh keadaan bibit, juga tergantung pada jauh jarak serta topografi daerah dituju. Alat transportasi yang bisa digunakan mulai dari kategori sederhana sampai modern seperti mobil. Penggunaan alat transpor ini akan berkaitan dengan volume angkutan, tenaga dan waktu yang diperlukan untuk mengangkut bibit hingga selesai.
Alat transportasi modern tidak akan selalu menyelesaikan masalah, kadang-kadang justru harus melimpahkan dengan alat angkut sederhana saperti gerobag dorong, pikulan dan lain-lain. Pada waktu pengangkutan dengan alat transportasi tersebut, hal yang perlu mendapat perhatian adalah lancarnya sirkulasi udara, naungan bibit terhadap tiupan angin, serta perlindungan terhadap sengatan cahaya matahari.
Penanaman dari Biji (Direct Seedling)
Kemampuan tumbuh tunas dari biji jengkol secara alami sangat baik. Keuntungan hal tersebut, dapat dimanfaatkan sebagai dasar perbanyakan tanaman dari biji, langsung ditanam di lapangan. Kejadian alami maupun buatan dapat memberikan gambaran apapun yang jauh kemampuan tumbuh biji jengkol.
Di lapangan, tanaman jengkol dapat tumbuh tidak beraturan letaknya, ada yang hampir dekat antara pohon yang satu dengan pohon yang lain, ada yang jauh memencar, dan ada pula yang tumbuh liar, misalnya tumbuh di pangkal rumpun bambu, atau di bawah naungan bambu yang rimbun.
Hal demikian dapat terjadi karena buah jengkol sewaktu dipanen ada yang terlempar jauh, atau sisa buah tua yang kemudian jatuh, mungkin juga sisa biji yang dimakan hewan seperti tupai atau keluang, kemudian tumbuh dengan baik
Penanaman Bibit Lahan yang ideal untuk ditanami jengkol adalah yang terbuka atau mendapat sinar matahari sudah cukup. Walaupun demikian syarat lahan tersebut tidak tersedia, maka lahan yang tidak ideal pun dapat dimanfaatkan, dengan tetap mempertimbangkan persyaratan pertumbuhan tanaman selanjutnya.
Sebaiknya dua minggu sebelum tanam sudah disiapkan lubang-lubang tanaman berukuran 60 cm x 60 cm x 75 cm (panjang, lebar dan dalam) dengan jarak antara 6-8 meter. Lubang tanaman sebelum ditanami harus diberi pupuk kandang yang tepat pada tanah dengan perbandingan dua bagian tanah dan satu bagian pupuk kandang yang telah mațang.
Pada hakikatnya makin banyak pupuk kandang makin baik. Seyogianya diberi nematisida untuk mencegah nemathoda. Bibit dibawa ke dekat lubang, lepas polybagnya kemudian ditanam ke dalam lubang.
Pelepasan polybag dilakukan setelah bibit di dalam lubang. Hal yang perlu dijaga adalah agar tanaman tidak rusak.
Dalam penanamannya tergantung pada kondisi bibit, kira-kira sedalam 10 cm dari pangkal batang. Agar bibit tidak roboh, patah atau rusak, perlu ditali dengan ajir penyangga dari ranting tanaman bambu. Pada penanaman di tempat terbuka, sering pula diberi naungan sementara dari daun, agar tidak layu kepanasan.
Memelihara Tumbuhan Jengkol
Tumbuhan jengkol umumnya ditanam di tempat yang kurang ideal, tidak dirawat atau dipelihara secara intensif, bahkan dibiarkan tumbuh alami. Pemeliharaan mutlak diperlukan, untuk mencapai tanaman yang baik serta produksi yang lebih banyak.
Tanaman yang baik, menampakkan growth yang subur, rimbun karena didukung oleh banyak cabang dan ranting, serta daun-daun yang menghijau.
Tampak itu tidak tampak adanya gangguan hama dan penyakit pada batang, cabang, ranting maupun buahnya. Pemeliharaan pemerintah pula untuk menghindari pengaruh penaungan terhadap komoditas lain yang berada di sekitarnya, juga memberikan peluang bagi tanaman lain untuk tumbuh dengan baik pula.
Seperti halnya pada usaha tani tanaman keras, tanaman jengkol pemeliharaan pemeliharaan yang termasuk pemupukan, penyiangan dan pengendalian hama penyakit.
Pemupukan
Tanaman jengkol tidak menuntut kesuburan meskipun demikian manakala mendapat perlakuan pemupukan yang teratur akan memberikan dampak positif.
1. Pemberian pupuk dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan hara bagi tanaman jengkol, terutama bila suplai hara dalam tanah tidak mencukupi seperti halnya pada tanah yang tidak subur.
2. Dapat memberikan wahana untuk memperoleh hasil jengkol secara berkesinambungan, sebagai wujud adanya pelestarian fungsi sumber daya tanah.
3. Meningkatkan produksi dan mutu hasil jengkol yang mantap dari tahun ke tahun, selama pertanaman diusahakan. Masalah yang muncul dalam praktik pemupukan adalah keseimbangan kesuburan tanah secara total tidak diketahui, sehingga data yang tidak diketahui tiap musim di dalam tanah hanya diduga, dengan memperhatikan indikator pertumbuhan tanaman yang ada.
Paling sedikit tiga belas unsur hara yang sangat penting didapatkan tanaman dari tanah. Tiga elemen yang memegang peran penting, yang banyak diserap tanaman adalah nitrogen, fosfor dan kalium, yang masing-masing memiliki peran yang berbeda.
Unsur nitrogen yang berperan dalam mempercepat pertumbuhan tanaman, menjadikan tanaman menjadi hijau. Unsur fosfor meningkatkan pertumbuhan akar dan pesanan sistem perakaran yang baik, serta menambah daya tahan terhadap serangan hama penyakit.
Sedangkan unsur kalium berperan memacu pertumbuhan tanaman pada daerah permulaan, serta memperkuat batang dan memperlancar proses fotosintesis. Praktik pemupukan biasanya terfokus pada pupuk yang menghubungkan ketiga unsur nitrogen, fosfor dan kalium, baik yang berasal dari pupuk kandang maupun pupuk kimia (anorganik).
Pupuk kandang sebaiknya diberikan dua kali lipat pada tanaman muda. Sangat ideal apabila dapat diberikan sekitar satu kaleng minyak tanah untuk tiap pohonnya. Cara pemberian pupuk kandang adalah dengan menabur pupuk tersebut ke dalam lubang galian, melingkar sedalam 30 cm, kemudian ditutup tanah kembali.
Letak lubang galian menyesuaikan lingkaran tajuk daun tanaman. Pada tanaman muda seyogyanya ditambahkan pupuk kimia yang diberikan dua kali dalam waktu yang tepat, dengan pemikiran bahwa pupuk yang diberikan sebelumnya telah jauh berkurang kandungan haranya.
Pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung fosfat serta nitrogen tinggi dan kalium rendah. Pada tanaman dewasa atau yang telah berproduksi, sebaiknya juga diberi pupuk kimia dua kali dalam setahun, yaitu menjelang musim hujan dan menjelang musim kemarau.
Pupuk yang dianjurkan mengandung kalium tinggi sedangkan fosfat serta nitrogennya berimbang. Cara pemberian sama dengan pupuk kandang, yaitu ditabur dalam lubang galian di bawah tajuk daun tanaman, kemudian ditutup tanah kembali. Sampai sekarang hasil penelitian dosis pemupukan kimia yang tepat pada tanaman jengkol belum ada.
Penyiraman
Tanaman jengkol membutuhkan air untuk pertumbuhannya, apabila sedang ditanam. Waktu yang paling tepat untuk menanam jengkol adalah pada musim penghujan, karena kebutuhan air untuk penyiraman bisa tercukupi oleh air hujan.
Perakaran tanaman muda masih belum berkembang, sehingga untuk mencukupi kebutuhan air masih terbatas dari sekitar tanaman.
Untuk itu penyiraman sangat diperlukan, terutama pada musim kemarau. Hal itu juga tepat pada waktu memberikan pupuk kimia, agar pupuk larut dan dapat diserap akar tanaman.
Untuk menjaga tanah, ada beberapa cara yang dapat dicapai antara lain membuat rorak-rorak (lubang) dengan ukuran menyesuaikan, guna menerapkan air pada musim penghujan, dan mengurangi laju udara di sekitar pertanaman.
Selain itu upaya untuk membantu kelembaban tanah pada musim kemarau, seyogianya tanaman muda diberi potongan batang pisang (gedebog) di sekelilingnya.
Walaupun demikian agar waspada, karena dapat mengundang kehadiran rayap yang ikut berlindung dari kepanasan.
Batang pisang mudah diperoleh dari pohon yang telah di panen buahnya, dan didapat dengan mudah di kebun. Cara tersebut diulang setiap menjelang musim kemarau, agar tanaman dapat selamat sampai cukup kuat di lahan.
Catatan
1. Maksud dan tujuan penanaman jengkol ada beberapa macam antara lain sebagai berikut:
Tanaman jengkol ditanam di tepi pagar, atau sudut kebun dan pekarangan sebagai tanaman pembatas pemilikan lahan.
Tanaman ini mampu memanfaatkan tempat yang kurang nyaman, walaupun harus bersama tanaman keras seperti bambu dan pohon-pohon besar yang lain.
Sengaja yang ditanam tidak intensif, karena bukan merupakan moditas ekonomi tinggi, hanya memanfaatkan lahan sehingga terlihat sebagai tanaman liar. Ditanam tumpang sari dengan tanaman bernilai ekonomi tinggi seperti melinjo (Gnetum gnemon), buah durian (Durio zibethinus), petai (Parkia speciosa).
Karena perhatian yang besar pada tanaman utama, maka tanaman sementara akan segera dikorbankan bila ada kepentingan lain. Sengaja ditanam untuk memperoleh hasil berupa buah jengkol, kayu-kayuan untuk perabot rumah tangga atau kayu bakar, dan keuntungan ekonomis lainnya.
Ditanam sebagai tanaman penghijauan, di samping maksudnya di atas, diharapkan pula berfungsi sebagai konservasi lahan, mencegah erosi serta membantu melestarikan sumber daya lahan.
Semoga bermanfaat
Ternyata selain buat makanan, ada juga kegunaanya dan manfaatnya yang lain, baru tau.
BalasHapusmakasih info ny...