Budidaya tanaman kapulaga
Kapulogo atau kapulaga dengan nama latinnya Amomum compactum Soland ex Maton atau A. cardamomum Auct non L. Tanaman rempah dan obat dalam industri Jamu maupun Kosmetik. Tanaman ini asli dari negara Indonesia, Bangladesh, Bhutan, India, Nepal, dan Pakistan.
Tanaman kapulogo yang diambil adalah buahnya. Kegunaan buah kapulaga untuk rempah-rempah dan obat-obatan. Minyak atsiri yang terkandung di dalamnya digunakan untuk penyedap, pengharum makanan & minuman, bahan baku untuk industri kosmetika. Kapulogo mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan.
Tanaman kapulogo banyak di tanam dengan naungan pohon kelapa (Cocos nucifera L.), aren (Arenga pinata Merr), duku (Lansium domesticum Correa), durian (Durio zibethinus L), lamtoro (Leucaena glauca Auct.), lamtoro gung (Leucaena leucocephala), sengon (AIbiz sp.), kopi (Coffea sp.) pisang (Musa paradisiaca L.), nangka (Artocarpus integra Merr.), kedawung (Parkia roxburghii G.Don) dan kenanga (Canangium odoratum Baill).
Kandungan minyak kapulogo
Kandungan minyak esensial dalam biji sangat tergantung pada kondisi penyimpanan, tetapi bisa mencapai 8%. Di dalam minyak ditemukan α-terpineol 45%, myrcene 27%, limonene 8%, menthone 6%, β-phellandrene 3%, 1,8-cineol 2%, sabinene 2% dan heptane 2%.
Sumber lain melaporkan 1,8-cineol (20 sampai 50%), α-terpenylacetate (30%), sabinene, limonene (2 sampai 14%), dan borneol.
Pada biji kapulaga bulat dari Jawa ( A. kepulaga ), kandungan minyak atsiri lebih rendah (2 sampai 4%), dan minyak terutama mengandung 1,8-cineol (sampai 70%) ditambah β-pinene (16 %); selanjutnya ditemukan humulene,
α-pinene dan α-terpineol.
Syarat Tumbuh
Tanaman kapulogo dapat ditanam baik didataran rendah maupun dataran tinggi. Tidak memerlukan syarat tumbuh yang khusus. Mudah beradaptasi berbagai kondisi lingkungan. Kapulogo dapat ditanam dari topografi yang rata sampai miring. Pada lereng yang curam, rumpun tanaman yang terbentuk akan berfungsi mengurangi atau menghambat aliran permukaan yang berlebihan, dengan demikian erosi dapat dihambat.
Pada tanah-tanah kritis tanaman kapulogo masih mampu tumbuh. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman kapulogo antara lain latosol, andosol, aluvial, podsolik merah kuning dan mediteran. Pada tanah yang bertekstur lempung, lempung berliat, lempung berpasir, lempung berdebu, liat berpasir dan liat akan memberikan pertumbuhan baik sampai cukup. Tanah dengan kandungan bahan organik yang tinggi, dengan derajat kemasaman berkisar antara 5–6,8 sangat disukai oleh tanaman kapulogo.
Tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, terutama pada ketinggian 200-1.000 meter di atas permukaan laut. Ketinggian optimum berkisar antara 300-500 di atas permukaan laut, akan menghasilkan lebih baik. Tumbuh baik pada daerah-daerah dengan tipe curah hujan A, B dan C berdasarkan sistem Schmidt dan Ferguson. Untuk daerah bertipe A, di- kehendaki dengan curah hujan yang tidak terlalu tinggi. Kapulogo menghendaki curah hujan berkisar antara 2.500-4.000 mm/th untuk pertumbuhan optimumnya.
Curah hujan yang terlalu tinggi akan menyebabkan karangan bunga pendek, bunga-bunga banyak yang busuk, dengan demikian produksi buah akan berkurang. Bila musim kemarau terlalu panjang akan menyebabkan percabangan yang membentuk anakan baru juga sedikit. Daerah dengan curah hujan rata-rata 2.500 mm per tahun, diperlukan sekitar 136 hari hujan pertahun, bulan kering tidak lebih dari 3 bulan, sedikitnya 8 bulan basah dan 1,5 bulan lembab.
Suhu harian rata-rata yang dikehendaki bagi pertumbuhan kapulogo berkisar antara 20°–32° C. Sedang suhu di bawah tajuk pohon naungan yang cukup rimbun di daerah dataran rendah sampai sedang berkisar antara 23-30° C. Dalam hidupnya tanaman kapulogo menghendaki adanya naungan, sebagai salah satu faktor lingkungan biotik yang akan memberikan suasana lembab dan intensitas cahaya yang tidak terlalu tinggi, yaitu berkisar antara 30-70%. Apabila tanaman tidak memperoleh naungan yang cukup, pertumbuhannya akan terhambat dan sebagian besar daun akan rusak terbakar, mengering dan sobek-sobek. Umumnya dijumpai pada tanaman di dataran rendah sampai sedang.
Bibit dan Perbanyakan Tanaman
Untuk pengembangan kapulogo ada 2 macam cara yaitu:
a. Perbanyakan dengan bijian.
Tanaman kapulogo memang menghasilkan biji yang banyak, namun demikian perbanyakan dengan biji tidak lazim dilakukan sebab disamping pertumbuhannya lama untuk mencapai tahap berumpun, juga mengandung resiko pertanaman yang terbentuk tidak sama dengan induknya. Hasil yang diperoleh dari tanaman asal biji akan tidak seragam baik hasil maupun mutunya.
b. Perbanyakan dengan Stek Anakan.
Cara ini adalah dengan menggunakan sobekan rumpun tanaman, lebih mudah, murah dan lebih cepat. Untuk mendapatkan pertanaman yang baik nantinya maka perlu diadakan pemilihan stek anakan dengan syarat sebagai berikut: dipilih anakan yang telah berhelai daun 2-10 terdapat batang semu, rimpang yang bertunas, sedikit akar adventip, akar ini mudah rusak dalam perjalanan atau cepat mengering dan tidak dapat pulih kembali. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada akar rimpang, akar yang mati sebaiknya dipotong pada pangkalnya.
Stek anakan dengan jumlah daun yang relatif sedikit (2-3 helai) akan lebih cepat tumbuh dan relatif tidak mudah rebah sebab batang semunya masih relatif pendek, stek semacam ini disebut stek muda (juvenil) dan pada umumnya stek muda ini lebih cepat berakar. Semakin tua umur stek yang digunakan sebagai bibit, semakin lambat laju pertumbuhan akarnya sebab semakin tua stek yang dipergunakan sebagai bibit, semakin banyak mengandung zat penghambat pertumbuhan akar.
Daun yang masih muda yang terdapat pada stek berfungsi sebagai penyokong energi untuk pertumbuhan akar, yakni semacam senyawa Hidrat arang yang ditranslokasikan ke akar. Rimpang pada stek anakan berfungsi sebagai sumber karbohidrat untuk energi perakaran, sedang tunas yang telah tumbuh berfungsi sebagai penghasil auksin dan kofaktor pengakaran.
Apabila perkiraan cuaca kurang lembab dan hujan masih jarang turun, pada bibit yang sedang ditanam sebaiknya penyiraman tidak dilakukan secara berlebihan, ini dapat dibantu dengan pemotongan daun setengahnya atau mengurangi jumlah daun hingga menjadi 3-4 helai. Daun yang dipotong terutama daun bagian bawah. Tujuan pemotongan daun atau pengurangan jumlah daun adalah untuk mengurangi proses transpirasi.
Bila stek terlalu tinggi, pemotongan seluruh daun dapat dilakukan hingga tidak terlalu tinggi (80–100 cm), agar tidak mudah rebah. Alternatif lain adalah dengan menggunakan ajir. Pembibitan dengan menggunakan akar rimpang saja tanpa disertai batang semu kemudian langsung ditanam di kebun pada umumnya akan mati dan bila dapat tumbuh akan sangat lambat sekali, dengan demikian tidak menguntungkan.
Cara baik yang katanya sedang diteliti dan diharapkan adalah dengan menggunakan stek dengan 2 (dua) anakan. Dalam waktu 2–3 bulan setelah tanam akan tumbuh 2–3 buah anakan baru. Pembibitan dengan cara pendederan terlebih dahulu juga dapat dilakukan apabila memang persiapan lahan belum dilaksanakan. Pendederan dapat dilakukan secara salome, dimana dalam satu lobang dapat ditanam beberapa stek sekaligus.
Penanaman
Dalam penanamannya, tanaman Kapulaga dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Namun demikian penanaman secara langsung lebih banyak dilakukan.
A. Secara tidak langsung, penanaman secara langsung tidak langsung dilakukan dengan mengadakan pendederan. Pendederan dilaksanakan mungkin karena belum siapnya lahan untuk penanaman secara langsung. Pendederan dilaksanakan dengan menanam stek anakan pada satu lobang sekaligus, dengan pemeliharaan yang lebih intensif. Pemindahan dari tempat pendederan dilaksanakan setelah persiapan lahan di lapangan siap.
B. Penanaman secara langsung, penanaman secara langsung di lapangan, dengan jalan langsung menanam stek anakan di lobang-lobang tanaman yang sudah dipersiapkan.
Persiapan lapangan sebaiknya dilaksanakan sedini mungkin, bilamana bibit yang akan ditanam sudah tersedia dapat sekalian ditanam. Persiapan-persiapan meliputi:
a. Pengolahan tanah.
Pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah, menghilangkan tumbuhan pengganggu serta membunuh hama dan penyakit. Pengolahan tanah diusahakan sedalam + 10 cm. Namun demikian penanaman Kapulaga tidak memerlukan pengolahan tanah secara khusus.
b. Pembuatan lobang tanaman. Pembuatan lobang dilaksanakan + 1 bulan sebelum tanam, lobang tanam berukuran (40 X 40) cm² sedalam + 40 cm. Dua minggu setelah penggalian lobang, tanah dikembalikan setelah terlebih dahulu dicampur dengan pupuk kandang secukupnya, dengan perbandingan 1:1.
c. Persiapan pohon naungan.
Dalam kehidupannya, Kapulaga menghendaki adanya pohon naungan untuk mendapatkan intensitas sinar matahari yang dikehendakinya. Sampai saat ini masih terdapat penanaman kapulogo tanpa persiapan tanaman pelindung dan hasilnya kurang baik.
Pohon pelindung sudah terdapat jauh-jauh sebelumnya, ini biasanya kapulogo yang ditanam di pekarangan, atau kebun di sekitar rumah, atau kapulogo yang tumpangsårikan dengan tanaman lain.
Waktu Penanaman.
a. Waktu tanam.
Waktu tanam erat sekali hubungannya untuk mencapai pertumbuhan selanjutnya supaya baik dan subur. Pada umumnya petani menanam pada awal musim penghujan yaitu sekitar bulan Oktober sampai dengan bulan Desember.
b. Jarak tanam.
Jarak Tanam berhubungan dengan lobang yang telah dibuat, pada penanaman secara monokultur, penanaman dilakukan dengan jarak (1×1) m pada pekarangan atau kebun-kebun jarak tanam dapat (2X 1,5) meter atau (2X 2) meter.
c. Pola tanam.
Secara ekologi tanaman Kapulaga merupakan tumbuhan lantai dengan demikian dalam kehidupannya memerlukan tumbuhan naungan dari rindang sampai rimbun. Melihat itu kemungkinan tanaman kapulogo dapat dibudidayakan sebagai tanaman sela atau tanaman campuran terutama dengan tanaman berbentuk perdu atau pohon.
Sebagai tanaman lantai/bawah, tanaman Kapulaga mempunyai perakaran relatif dangkal dengan perawakan/habitus dengan tinggi 1-2,5 meter. Dengan sifat tersebut di atas maka tanaman kapulogo dapat pula ditanam dalam pola tanam berjenjang. Tanaman kapulogo dapat ditanam dengan cara berjenjang dimana jenjang paling atas adalah tanaman tahunan dan jenjang paling bawah adalah kapulogo.
Contoh pola kombinasi berjenjang seperti ini antara lain kelapa, pisang/pepaya dan kapulogo atau cengkeh, pisang dan kapulogo. Contoh pola tanam lain adalah pola tanam sela atau campuran antara tanaman panili yang memakai pohon lamtoro sebagai pohon pelindung/naungan dan diantara barisan pohon lamtoro ini dapat ditanami Kapulaga. Di banyak pedesaan, tanaman kapulogo juga ditanam sebagai tanaman sela di pekarangan atau di kebun. Sebagai tanaman pokok selain panili adalah kelapa, cengkeh, coklat, karet dan lain sebagainya. Pola tanaman sela/campuran seperti ini bertujuan untuk mengurangi resiko bila nanti ada hal-hal yang merugikan.
Pemeliharaan tanaman.
a. Penyiangan.
Pada dasarnya tanaman kapulogo mampu bersaing dengan tanaman lain yang lebih kecil di sekitarnya, namun demikian untuk menghasilkan buah yang banyak dan berkualitas tinggi sebaiknya tumbuhan gulma (tanaman pengganggu) di sekitar tanaman dibersihkan. Tumbuhan gulma selain mengganggu penyerapan unsur makanan, juga merupakan tempat persembunyian hama dan penyakit. Tujuan penyiangan antara lain juga untuk memutus siklus hidup hama maupun penyakit.
b. Penyulaman.
Penyulaman bertujuan untuk mencapai jumlah tanaman yang dikehendaki sehingga dapat diketahui jumlah panenan nantinya. Penyulaman dilaksanakan 2-3 minggu setelah tanam.
c. Pemupukan.
Pemupukan bertujuan untuk membantu menyediakan hara tanaman bagi tanaman kapulogo, sehingga tanaman tumbuh subur dan menghasilkan. Pemupukan dilaksanakan sebelum tanam dan selanjutnya pada interval 6 bulan sekali. Pemupukan sebelum tanam sebaiknya menggunakan pupuk kandang 1-2 kilogram perlobang.
Pada pemupukan selanjutnya dapat dianjurkan pula pupuk buatan dengan dosis: Urea: 100–140 kg.
TSP: 75,5-100 kg.
KCI: 75-160 kg, setiap hektarnya.
Cara pemberian pupuk:
Pemberian pupuk sebelum tanam, dilaksanakan dengan cara mencampur tanah galian dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Pemberian pupuk kedua dan selanjutnya dilaksanakan dengan cara membuat lobang + 20 cm. disekitar tanaman. pemberian pupuk dasar sebelum penanaman stek bibit kapulogo.
d. Pemberian mulsa.
Pemberian mulsa bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah, untuk mengurangi percikan air hujan, menjaga terlarutnya unsur hara oleh air hujan. Bila mulsa sudah terurai merupakan pupuk kompos yang sangat baik. Mulsa dapat berupa daun-daun tua dari tanaman nangka, kopi, pisang, jerami atau dari tanaman kapulogo sendiri. Cara pemberian mulsa: Mulsa diletakkan diantara tanaman kapulogo sehingga menutup tanah.
e. Mengatur pohon naungan.
Walaupun pada dasarnya tanaman kapulogo menghendaki adanya naungan, tetapi perlu juga diadakan pengaturan kerimbunan pohon naungan. Naungan sebenarnya tidak perlu terlalu rimbun sekali hingga sama sekali tidak ada sinar matahari yang masuk. Pada keadaan demikian maka perlu adanya penjarangan (pemangkasan) tanaman pelindung dengan catatan tidak sampai merugikan tanaman itu sendiri.
Dahan atau cabang yang tumbuh sembarangan dan mengganggu tanaman kapulogo sebaiknya juga dihilangkan. Demikian juga sebaliknya, bila kerimbunan naungan kurang, akan menyebabkan gejala terbakar pada daun kapulogo. Pada keadaan demikian perlu kiranya ditambah adanya tanaman naungan.
f. Membuang bagian tanaman yang tua dan sudah mati.
Pada tanaman kapulogo sering kita jumpai adanya batang atau daun yang telah tua dan mati. Batang dan daun yang telah mati itu sebaiknya dipotong dan pergunakan sebagai mulsa penutup tanah. Bila tidak dipotong dapat menghambat pertumbuhan daun atau batang yang bertunas.
g. Penggemburan dan pembubunan. Penggemburan tanah bertujuan agar supaya aerasi dan drainasi berjalan baik, sehingga tidak terjadi genangan air dan tanah tetap gembur. Pada saat penggemburan dilaksanakan pula pembubunan tanaman kapulogo. Penggemburan dilaksanakan bersamaan dengan penyiangan.
baca juga manfaat buah jambu mawar
Hama, Penyakit dan Pengendalian
Sampai saat ini belum ada satu hama ataupun penyakit yang sangat merugikan tanaman kapulogo dan pada umumnya masih dapat diatasi sendiri oleh lingkungan alam. Walaupun demikian kita perlu mengetahui beberapa hama penyakit yang biasa menyerang tanaman kapulogo ini dan dapat merusak:
A. Penyakit.
1. Penyakit Mozaik. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh sejenis kutu (Aphid) yaitu Pentalonia nigronervosa. Gejala serangan yang dapat dilihat adalah adanya becak coklat sampai hitam pada daun. Lama kelamaan daun akan mengering.
Cara pengendalian yang efektif adalah dengan cara membuang tanaman yang terserang serta memusnahkannya. Tanaman yang telah dimusnahkan dapat disulam dengan tanaman baru yang sehat.
2. Penyakit Busuk Daun.
Penyakit ini terutama menyerang bagian daun. Gejala serangan dapat dilihat dengan adanya bercak-bercak coklat sampai hitam. Lama kelamaan merata dan daun akan layu. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phyllosticta sp.
3. Penyakit Busuk Akar.
Penyakit ini menyerang bagian akar tanaman dengan gejala serangan adanya becak coklat pada akar tanaman. Penyakit ini akan mempengaruhi aktivitas penyerapan unsur hara sehingga lama kelamaan tanaman akan layu dan mati. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cephalosporium sp., Phytium aphanidermatum dan P. vexans. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh cendawan ini dapat diberantas dengan mempergunakan "fungisida" yang banyak dijumpai di pasaran seperti Dithane M 45 dengan dosis formulasi 2 kg/ha.
B. Hama.
Yang dimaksud hama disini adalah organisme perusak tanaman yang menimbulkan kerugian pada tanaman kapulogo. Pada umumnya hama yang menyerang adalah dari kelas serangga seperti kutu, ulat pemakan daun, penggerek akar rimpang, penggerek batang, penggerek buah dan kumbang pemakan daun. Pemberantasan dapat menggunakan pestisida yang banyak dijumpai di pasaran seperti Azodrin 15 WSC, Basudin 60 EC, Diazenon 60 EC, dan lain-lain dengan dosis 2 liter/hektar.
Panen dan Pasca Panen Kapulaga
Pemanenan buah kapulogo baik cara maupun waktunya akan mempengaruhi mutu dari pada buah atau biji kapulogo yang akan dipasarkan. Pemanenan yang baik akan diperoleh hasil yang memuaskan. Sampai saat ini masih banyak terdapat petani yang kurang mengerti dan kurang terampil dalam penanganan pasca panen ini. Dengan demikian kiranya perlulah hal ini kita uraikan secukupnya.
A. Waktu Panen.
Buah kapulogo dikatakan sudah tua apabila sudah mencapai umur + 2 tahun, dan bila dirasakan, rasanya manis, kulitnya sudah mulai pecah-pecah, dan bila disentuh mudah rontok atau lepas dari tangkainya.
Dilihat dari besarnya hasil panen, panenan kapulogo dapat dibedakan menjadi dua, yaitu panen besar dan panen kecil. Panen besar dilaksanakan biasanya terjadi pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli. Panen dapat dilaksanakan dalam tiga kali. Hasil rata-rata sekali petik per hektarnya 500-700 kilogram. Panen kecil dilaksanakan sekitar bulan Juli sampai dengan bulan Pebruari, dilaksanakan juga dalam 3 kali panen. Masing-masing panen kecil ini menghasilkan separoh dari panen besar, per hektarnya.
B. Cara Pemanenan.
Pemanenan yang tidak hati-hati akan menyebabkan banyak buah yang rusak, pecah-pecah atau busuk. Buah yang demikian keadaanya harganya akan murah sekali. Beberapa cara yang perlu diperhatikan dalam pemanenan adalah sebagai berikut:
Panenlah kapulogo pada saat buah matang dengan tanda-tanda buah berwarna kemerah-merahan atau putih kotor, kulit buah sudah keras. Buah jangan dipetik kelewat matang, sebab buah akan mudah rusak. Buâh jangan terlalu muda dipetik, sebab akan menyebabkan buah mengisut dan nantinya akan berwarna jelek. Kualitasnya akan jelek dan harganya akan murah sekali.
Panenlah dengan cara memotong tandan buahnya. Dalam setandan buah akan diperoleh 15-20 buah. Setelah tandan dilepas, buah-buah seterusnya dilepas dari tandannya untuk kemudian ditampi untuk dibersihkan dari kotoran-kotoran yang melekat.
C. Pasca Panen.
Yang perlu harus diperhatikan dalam masalah lepas panen ini, buah kapulogo mudah sekali mengalami pembusukan, terutama bila dalam penyimpanannya ditumpuk begitu saja sebelum buah kering secara benar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam masalah penanganan buah kapulogo adalah sebagai berikut:
Setelah buah dilepas dari tandannya kemudian diletakkan pada wadah untuk ditampi dengan tujuan untuk membersihkan buah kapulogo dari kotoran yang mengikutinya.
Keringkan Lah kapulogo untuk mengurangi kadar airnya, dengan menggunakan tampi atau tabak (semacam tampi berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 1 X 2 meter).
Cara pengeringan paling baik adalah menggunakan sinar matahari. pada musim kemarau buah kapulogo akan cukup kering selama 4-5 hari, sedang kalau dalam musim penghujan 6-8 hari atau bila hari mendung terus menerus dapat mencapai 10 hari.
Pada saat tidak dikeringkan (malam hari) buah kapulogo jangan disimpan dengan ditumpuk, sebaiknya tetap diwadah penjemuran saja (tampi tabak). Setelah kering (kadar air: 12-15%), buah kapulogo disimpan dalam tempat-tempat yang bersih seperti karung, tong kayu dll. Untuk selanjutnya sebelum dipasarkan, kapulogo yang diwadahi di simpan pada tempat yang tidak mudah terkena hujan.
Semoga bermanfat
Komentar
Posting Komentar